Mengapa Buang Air Kecil di Kolam Renang Berbahaya? Fakta yang Tak Banyak Diketahui

Mengapa Buang Air Kecil di Kolam Renang Berbahaya? Fakta yang Tak Banyak Diketahui

Jendela Magazine – Saat cuaca panas dan musim liburan tiba, kolam renang sering menjadi pilihan utama untuk melepas penat. Namun, tahukah Anda bahwa ada kebiasaan tersembunyi yang dilakukan sebagian orang—buang air kecil di kolam? Meski dianggap sepele, kebiasaan ini ternyata menyimpan risiko kesehatan yang serius.

Fakta Mengejutkan: Berapa Banyak Urine di Kolam Renang?

Sebuah survei di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa sekitar 40% orang dewasa mengaku pernah buang air kecil di kolam. Bahkan, penelitian dalam Environmental Science & Technology Letters menemukan bahwa kolam renang berkapasitas 220.000 galon (sekitar 832.000 liter) bisa mengandung hingga 20 galon (75 liter) urine!

Reaksi Kimia Berbahaya: Urine + Klorin = Iritasi

Dr. Kelly Johnson-Arbor, ahli toksikologi dari MedStar Health, menjelaskan bahwa urine mengandung senyawa nitrogen seperti urea, amonia, dan kreatinin. Ketika bercampur dengan klorin—bahan utama pembersih kolam—senyawa ini membentuk disinfection byproducts (DBPs), salah satunya kloramin.

Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), kloramin dapat menyebabkan:

  • Iritasi mata (mata merah dan perih)
  • Gatal-gatal pada kulit
  • Masalah pernapasan, terutama bagi penderita asma

Fakta menarik: Bau “klorin” yang sering tercium di kolam renang sebenarnya berasal dari kloramin, bukan klorin murni. Bau tersebut justru pertanda bahwa air kolam telah terkontaminasi banyak bahan organik, termasuk urine dan keringat.

Apakah Urine di Kolam Menyebabkan Penyakit?

Dari sisi infeksi, risiko penularan penyakit melalui urine di kolam relatif rendah.
“Urine umumnya tidak mengandung patogen berbahaya selama klorinasi kolam berfungsi dengan baik,” jelas Dr. Thomas Russo, ahli penyakit menular dari University at Buffalo.

Namun, hal ini berbeda dengan buang air besar di kolam, yang dapat menyebarkan bakteri seperti E. coli atau virus penyebab diare. Meski risiko infeksinya kecil, buang air kecil di kolam tetap dianggap tidak etis dan tidak higienis.

Bagaimana Jika Hanya Satu Orang yang Melakukannya?

Thomas Melendy, ahli mikrobiologi dari University at Buffalo, menyatakan bahwa dampaknya tergantung pada ukuran kolam dan jumlah pelakunya.

  • Kolam besar dengan sirkulasi baik: Dampaknya minimal.
  • Kolam kecil atau banyak orang yang melakukannya: Kadar kloramin meningkat, risiko iritasi pun lebih tinggi.

Selain urine, keringat, minyak tubuh, dan sel kulit mati juga berkontribusi pada pembentukan kloramin. Karena itu, mandi sebelum berenang sangat disarankan untuk mengurangi kontaminasi.

Mitos Kolam Air Garam: Benarkah Lebih Aman?

Banyak yang mengira kolam air garam bebas dari risiko ini. Faktanya, kolam jenis ini tetap menghasilkan klorin melalui proses elektrolisis garam. Artinya, reaksi kimia dengan urine tetap menghasilkan DBPs yang sama seperti kolam klorin biasa.

Solusi Terbaik: Tahan Diri atau Gunakan Toilet

Meski satu kali buang air kecil di kolam besar mungkin tidak langsung berbahaya, kebiasaan ini dapat menurunkan kualitas air jika dilakukan banyak orang. Para ahli sepakat:
Gunakan toilet sebelum dan sesudah berenang
Hindari minum berlebihan saat berenang
Mandi sebelum masuk kolam

Selain menjaga kesehatan bersama, ini juga soal etika dan menghormati sesama pengguna kolam. Jadi, masih mau pipis di kolam? Pikirkan lagi! (*)