DRMA di Tengah Turbulensi Pasar: Antara Tantangan Global dan Peluang Diversifikasi
Jakarta, Jendela Magazine – PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), salah satu emiten Grup Triputra milik konglomerat TP Rachmat, menghadapi ujian berat di tengah perlambatan industri otomotif domestik dan ketidakpastian kebijakan perdagangan global. Meski demikian, diversifikasi bisnis ke segmen kendaraan listrik (EV) dan non-otomotif menjadi penyeimbang di tengah tekanan pasar.
Kinerja Industri Otomotif: Sinar di Balik Awan
Data terbaru Gaikindo menunjukkan penjualan mobil wholesale April 2025 mencapai 51.205 unit, naik 5% secara tahunan (yoy). Namun, angka ini justru turun 27,8% dibandingkan Maret 2025. Secara akumulatif, penjualan Januari-April 2025 tercatat 256.368 unit, turun 2,89% yoy.
“Pertumbuhan industri otomotif tahun ini akan terbatas, dipengaruhi daya beli yang melemah dan suku bunga tinggi,” ujar Jason Sebastian, Analis Samuel Sekuritas, yang memproyeksikan penurunan penjualan mobil 4-5% di 2025.
Ancaman Kebijakan Trump dan Ketahanan Ekspor
Kebijakan tarif impor AS yang digaungkan Presiden Donald Trump menjadi tantangan tersendiri. DRMA, sebagai eksportir komponen otomotif ke AS, berpotensi terkena dampak jika kebijakan resiprositas diberlakukan.
Namun, Sinarmas Sekuritas menilai risiko ini terbatas. “80% pendapatan DRMA berasal dari pasar domestik, sehingga eksposur terhadap tarif AS relatif kecil,” jelas Christine Nathania, Analis Sinarmas Sekuritas.
Diversifikasi Jadi Penopang
Di tengah tantangan, DRMA menunjukkan ketahanan dengan:
- Pertumbuhan Laba Bersih: Rp142,71 miliar di Q1 2025 (naik 6,97% yoy)
- Peningkatan Penjualan: Rp1,46 triliun (naik 9,77% yoy)
- Ekspansi ke Segmen EV: Pengembangan produk baterai untuk pasar kendaraan listrik
“DRMA memiliki potensi besar di industri baterai, mengingat populasi kendaraan Indonesia mencapai 160 juta unit,” ungkap Christofer Kojongian, Analis Sucor Sekuritas.
Dividen dan Rekomendasi Saham
RUPS Tahunan DRMA menyepakati pembagian dividen Rp202 miliar (Rp43 per saham), setara 35% dari laba bersih 2024. Harga saham DRMA juga tercatat menguat 8,7% YTD ke level Rp1.000 per lembar.
Berikut rekomendasi analis:
Sekuritas | Rekomendasi | Target Harga |
---|---|---|
Samuel Sekuritas | Hold | Rp1.000 |
Sinarmas Sekuritas | Buy | Rp1.220 |
Sucor Sekuritas | Buy | Rp1.500 |
Prospek 2025: Optimisme dengan Hati-hati
Meski tekanan biaya akibat depresiasi rupiah dan perlambatan pasar otomotif menjadi tantangan, strategi diversifikasi DRMA dinilai mampu membuka peluang pertumbuhan baru. Kunci suksesnya terletak pada:
- Efisiensi Operasional untuk menjaga margin
- Akselerasi Segmen EV sebagai pendorong masa depan
- Ekspansi Pasar Non-Otomotif untuk mengurangi ketergantungan pada industri mobil
Penutup
Tahun 2025 menjadi tahun penuh tantangan sekaligus peluang bagi DRMA. Dengan portofolio bisnis yang terus terdiversifikasi, emiten ini berpotensi tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh di tengah ketidakpastian pasar.
Perbedaan dengan Artikel Asli:
- Struktur Lebih Sistematis dengan pembagian analisis per aspek
- Penambahan Tabel Rekomendasi untuk visualisasi data
- Poin-Poin Strategis yang disorot dalam format lebih mudah dicerna
- Penekanan pada Prospek Jangka Panjang alih-alih hanya laporan kinerja
- Analisis Lebih Mendalam tentang dampak kebijakan Trump
- Penyajian Lebih Ringkas tanpa menghilangkan informasi kunci
Dengan pendekatan ini, artikel menjadi lebih informatif, orisinal, dan memberikan nilai tambah bagi pembaca.