Kabupaten Solok dan Lima Puluh Kota Darurat Karhutla, BPBD Sumbar Semai 3 Ton Garam Sehari untuk Picu Hujan
JENDELA MAGAZINE, PADANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengatakan hingga saat ini, upaya menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Solok masih dikerjakan oleh tim gabungan.
Kalaksa BPBD Provinsi Sumbar, Rudy Rinaldi, menjelaskan bahwa musim kemarau yang terus berlangsung, suhu udara yang tinggi, dan vegetasi yang mudah terbakar semakin meningkatkan risiko karhutla di beberapa wilayah Sumbar.
“Kemarin, kami berencana melakukan operasi modifikasi cuaca agar hujan bisa turun lebih cepat, sehingga penanganan karhutla lebih mudah,” ujarnya, Jumat (25/7/2025).
Ia menambahkan bahwa operasi modifikasi cuaca ini dilakukan sebagai dukungan dari BNPB bersama BMKG dalam mengatasi karhutla yang meluas. Daerah yang menjadi sasaran operasi ini termasuk OMC hingga Kabupaten Lima Puluh Kota, kemudian berlanjut ke Kabupaten Solok dan wilayah lainnya.
Menurutnya, BPBD Sumbar telah menerima laporan dari tujuh kabupaten dan kota yang dilanda karhutla selama musim kemarau. Dari tujuh wilayah tersebut, hampir 500 hektar wilayah terkena dampak karhutla, dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai yang paling parah.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menjelaskan bahwa operasi modifikasi cuaca ini penting dilakukan untuk mempercepat turunnya hujan. Terlebih lagi, di dua daerah yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Lima Puluh Kota, telah ditetapkan status darurat karhutla.
Menurutnya, dua daerah tersebut memerlukan perhatian lebih untuk percepatan penanganan karhutla. Pasalnya, belum lebih dari 60 hari kedua daerah ini tidak turun hujan, dan kondisi lahan sudah sangat kering.
“Kami memang bertugas melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mempercepat penanganan karhutla. Apalagi Juli ini puncak musim kemarau, yang sangat rawan terbakar,” ujarnya.
Koordinator Lapangan Operasi Modifikasi Cuaca Sumbar, Candra Fadilah, menjelaskan bahwa operasi ini akan dimulai besok di Kabupaten Lima Puluh Kota. Operasi ini diinstruksikan oleh BNPB dan akan dilakukan hingga 29 Juli 2025. Setiap hari terdapat tiga kali penerbangan, dengan satu kali penerbangan menggunakan sebanyak 1 ton garam. Dalam sehari, total garam yang disemai sebanyak 3 ton.
“Kami terbang sekitar jam 9 pagi hingga 6 sore. Pada satu kali penerbangan, kami menyemai 1 ton garam menggunakan pesawat. Dalam satu hari, kami menyemai 3 ton,” kata Candra.
Menurutnya, operasi ini mampu meningkatkan curah hujan sekitar 20% hingga 30%. Tingkat keberhasilan operasi modifikasi cuaca menciptakan hujan, menurut penelitian BMKG, bisa mencapai 70% hingga 80% dari 8–10 penyemaian yang dilakukan.
“Oleh karena itu, kami melakukan semaksimal mungkin. Kami juga melihat titik awan terlebih dahulu, agar penyemaian tidak sia-sia. Jika memungkinkan, operasi ini bisa diperpanjang hingga lima hari,” katanya.
Data BNPB menyebutkan bahwa di Solok, kebakaran lahan terjadi Rabu (23/7) di Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah. Api berkembang dari titik panas yang disebabkan oleh suhu udara tinggi akibat musim kemarau. Luas lahan yang terbakar mencapai 40 hektar.
Meski tidak ada korban jiwa, kebakaran ini berpotensi meluas.