Prancis Siap Akui Palestina: Langkah Bersejarah yang Picu Reaksi Global
|

Prancis Siap Akui Palestina: Langkah Bersejarah yang Picu Reaksi Global

Jendela Magazine, Jakarta – Presiden Emmanuel Macron membuat gebrakan politik dengan mengumumkan rencana Prancis untuk secara resmi mengakui kedaulatan Palestina. Menurut laporan eksklusif Al Jazeera, pengumuman bersejarah ini rencananya akan disampaikan dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2024.

Dengan keputusan ini, Prancis akan menjadi salah satu kekuatan utama di Eropa yang mengambil sikap tegas, menyusul langkah serupa dari Norwegia, Irlandia, dan Spanyol. Saat ini, 142 dari 193 anggota PBB telah mengakui Palestina, namun negara-negara Barat seperti AS, Inggris, dan Jerman masih enggan bergerak ke arah yang sama.

Latar Belakang: Tekanan Eropa atas Konflik Gaza

Keputusan Macron muncul di tengah kecaman internasional terhadap serangan Israel di Gaza, yang telah memicu krisis kemanusiaan parah dengan puluhan ribu korban jiwa dan kelaparan massal. Sebelumnya, Prancis bersama beberapa sekutu Eropa telah mengeluarkan pernyataan bersama mengecam pembatasan bantuan kemanusiaan dan mendesak diakhirinya perang secara segera.

Di sisi lain, Inggris menunjukkan sinyal koordinasi dengan Prancis dan Jerman. Perdana Menteri Keir Starmer disebut tengah mempertimbangkan langkah serupa, meski belum ada keputusan final.

Dukungan Luas dari Dunia Arab dan Eropa

Negara-negara Teluk dan Eropa menyambut positif langkah Prancis. Arab Saudi, melalui Kementerian Luar Negerinya, menyatakan:
“Kerajaan mendukung penuh keputusan bersejarah ini, yang memperkuat hak rakyat Palestina untuk merdeka dan menentukan masa depan mereka sendiri.”

Qatar, yang berperan sebagai mediator antara Hamas dan Israel, menilai langkah ini sebagai “terobosan diplomatik yang dapat membuka jalan bagi perdamaian berkelanjutan.” Sementara Yordania menyebutnya “kemenangan moral melawan upaya penghapusan hak-hak Palestina.”

Di Eropa, Spanyol dan Irlandia—yang telah lebih dulu mengakui Palestina—memberikan apresiasi. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez menegaskan:
“Kita harus bersatu melawan upaya penghancuran solusi dua negara. Hanya dengan pengakuan kedaulatan, perdamaian sejati bisa tercapai.”

Penolakan Keras dari AS dan Israel

Reaksi penolakan datang dari Washington dan Tel Aviv. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyebut keputusan Prancis “kecerobohan yang hanya menguntungkan Hamas.” Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkritik:
“Ini adalah penghargaan bagi terorisme dan akan memperkuat ancaman dari Iran.”

Sebagai bentuk protes, AS mengonfirmasi tidak akan hadir dalam konferensi PBB tentang solusi dua negara akhir Juli ini. Jurubicara Departemen Luar Negeri AS hanya memberi pernyataan singkat: “Kami tidak akan berpartisipasi.”

Respons Otoritas Palestina: Kemenangan Diplomatik

Presiden Mahmoud Abbas menyambut gembira keputusan Macron, menyebutnya “kemenangan bagi perjuangan puluhan tahun rakyat Palestina.” Pejabat PLO Hussein al-Sheikh menambahkan bahwa langkah ini “membuktikan komitmen dunia internasional terhadap keadilan.”

Sementara Hamas, melalui pernyataan resmi, mengapresiasi meski tetap menekankan bahwa “pengakuan harus diikuti dengan tindakan nyata untuk menghentikan pendudukan Israel.”

Apa Dampaknya ke Depan?

Langkah Prancis berpotensi memicu gelombang pengakuan baru dari negara-negara Eropa lainnya, sekaligus memperdalam ketegangan dengan AS dan Israel. Pertanyaannya kini: akankah Jerman dan Inggris mengikuti jejak Paris, atau tetap memilih hati-hati di tengah tekanan geopolitik?

Dengan situasi Gaza yang masih memanas, keputusan Macron bukan hanya sekadar pengakuan diplomatik, melainkan juga sinyal kuat bahwa Eropa semakin tidak sabar dengan kebuntuan perdamaian Timur Tengah.

BACA LAINNYA