Konflik Bersenjata Thailand-Kamboja: Latar Belakang dan Dampaknya
|

Konflik Bersenjata Thailand-Kamboja: Latar Belakang dan Dampaknya

Jendela Magazine – Dua negara berbatasan, Thailand dan Kamboja, terlibat dalam pertempuran bersenjata.

Ketegangan mulai terjadi pada malam hari Selasa (22/7/2025).
Puncaknya terjadi pada dini hari Kamis (24/7/2025) saat pasukan infanteri kedua negara saling menembak.

Perang militer ini terjadi di daerah perbatasan yang bersengketa, tepatnya di dekat wilayah Kuil Preah Vihear.

Insiden ini menunjukkan peningkatan ketegangan dari konflik lama yang bermula dari perselisihan wilayah bersejarah antara dua negara Asia Tenggara tersebut.

  1. Kementerian Kesehatan Thailand melaporkan, hingga Kamis (24/7/2025) malam, terdapat 12 korban tewas dalam konflik tersebut.

Mirisnya, 11 dari korban tewas adalah warga sipil.

Selain itu, perang ini juga menyebabkan puluhan warga Thailand terluka.

Seperti yang dikutip dari Kompas.com, Kamis malam, melalui Al Jazeera, diberitakan bahwa 31 orang terluka, termasuk 24 warga sipil dan 7 tentara.

Ratusan warga sipil terpaksa berlindung dan mengungsi demi menghindari bahaya.

Sementara itu, pihak Kamboja belum melaporkan adanya korban jiwa atau luka-luka.

Konflik antara Thailand dan Kamboja

Kedua pihak saling mengklaim bahwa mereka menjadi korban serangan terlebih dahulu dan melakukan tindakan pertahanan diri.

Thailand menuduh Kamboja melepaskan serangan ke pangkalan militer di dekat Kuil Ta Muen Thom kuno.

  1. Lokasi tersebut terletak di wilayah sengketa di selatan Provinsi Surin, Thailand, dan di barat laut Kamboja, sebagaimana dilansir CNN.

Thailand menyatakan bahwa Kamboja menggunakan pesawat tanpa awak di depan kuil tersebut sebelum mengirim pasukan dengan senjata.

  1. Bangkok juga menuduh pasukan Kamboja menembakkan senjata berat ke wilayah sipil di Distrik Kap Choeng, Provinsi Surin.

Di sisi lain, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Letnan Jenderal Maly Socheata, menyatakan bahwa pasukannya melakukan tindakan untuk mempertahankan diri setelah menerima serangan tidak sah dari militer Thailand.

  1. “Pasukan Kamboja bertindak secara ketat dalam batas-batas pembelaan diri, menanggapi serangan tidak sah oleh pasukan Thailand yang melanggar wilayah teritorial kami,” kata Maly.
  2. Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, dalam sebuah unggahan di Facebook, menyatakan bahwa Thailand menyerang posisi tentara di dua lokasi kuil di Provinsi Oddar Meanchey, serta di Provinsi Preah Vihear di Kamboja dan Provinsi Ubon Ratchathani di Thailand.
  3. “Kamboja selalu mempertahankan posisi penyelesaian masalah secara damai, tetapi dalam kasus ini, kami tidak punya pilihan selain merespons dengan kekuatan bersenjata terhadap agresi bersenjata,” kata Hun Manet.
  4. Thailand mengatakan telah mengirimkan enam jet F-16 dan mengklaim telah menghancurkan dua markas militer regional Kamboja.
  5. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Kamboja mengonfirmasi bahwa serangan udara Thailand mengenai wilayahnya.

Kementerian tersebut menyatakan akan merespons dengan kuat serangan jet tempur F-16 Thailand tersebut.

  1. “Jet tempur F-16 menjatuhkan dua bom di jalan menuju Pagoda Wat Kaew Seekha Kiri Svarak,” kata Kementerian Pertahanan Kamboja.

Wilayah tersebut terletak di perbatasan antara Kamboja dan Thailand yang bersengketa.
Kamboja mengatakan bahwa tindakan Thailand melanggar hukum internasional dan menimbulkan bahaya ekstrem.

Bahaya itu tidak hanya berdampak pada perdamaian dan stabilitas regional, tetapi juga mengancam fondasi tatanan dunia berdasarkan aturan internasional.

Asal Mula Konflik Thailand vs Kamboja

Perselisihan antara Thailand dan Kamboja bermula dari sengketa wilayah di sekitar Kuil Preah Vihear, sebuah situs warisan dunia UNESCO yang berada di perbatasan kedua negara.

Pada tahun 1962, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa Kuil Preah Vihear berada di wilayah Kamboja, namun wilayah sekitarnya, termasuk dataran tinggi dan akses jalan, hingga kini masih diperebutkan.

Ketegangan sempat mereda dalam beberapa tahun terakhir, tetapi kembali memanas setelah kedua negara melakukan patroli militer intensif di sekitar perbatasan.

  1. Pemerintah Kamboja menuduh militer Thailand melanggar batas wilayah dan membangun pos-pos baru di zona netral, sementara Thailand menuduh Kamboja memprovokasi dengan menempatkan artileri berat di dekat pemukiman sipil.

BACA LAINNYA