Tragedi Prada Lucky: Kisah Penyiksaan dan Pengkhianatan di Lingkungan Militer
Laporan Investigasi jendela magazine
Jakarta – Kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo (21), anggota Batalyon Yonif Teritorial Pembangunan/834 Wakanga Mere (Yonif TP/834/WM), mengungkap praktik penyiksaan sistematis dan upaya sistematis untuk menutupi kejahatan tersebut oleh seniornya. Korban, anak dari seorang prajurit TNI aktif, Serma Christian Namo, meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) setelah mengalami gagal ginjal dan kerusakan paru-paru akibat pemukulan brutal.
Fakta Kunci Kasus:
✔ Korban disiksa berulang kali oleh seniornya, termasuk dicambuk dan dipukuli
✔ Upaya penutupan fakta dengan menyita ponsel korban dan memberikan informasi palsu
✔ Kondisi kritis disembunyikan – keluarga baru tahu saat korban sudah koma di ICU
✔ Permintaan keadilan ekstrem dari orang tua: “Nyawa dibayar nyawa”
Kronologi Pengkhianatan:
- Isolasi Korban
- Ponsel Prada Lucky disita oleh Pasi Intel
- Komunikasi dengan keluarga diawasi ketat
- Manipulasi Informasi
- Saat korban sudah koma di ICU, senior melaporkan “dalam kondisi baik”
- Video call sengaja hanya menampilkan wajah Pasi Intel
- Pengakuan Terakhir Korban
- Dalam kondisi luka parah, Lucky berhasil kabur ke rumah ibu asuh
- Mengaku: “Mama, saya dipukul, dicambuk sama Bamak, Pasi intel”
- Dipaksa kembali ke batalyon sebelum akhirnya kolaps
Reaksi Keluarga:
Epi Seprina Mirpey (Ibu):
“Mereka membohongi saya. Saat anak saya sekarat di ICU, mereka bilang dia sedang tidur…”
Serma Christian Namo (Ayah):
“Ini pembunuhan! Saya akan kejar sampai ke neraka sekalipun. Tidak ada maaf untuk mereka!”
Analisis Pelanggaran:
- Pelanggaran Kode Etik Militer
- Penyiksaan fisik
- Penyalahgunaan wewenang
- Penghilangan bukti
- Indikasi Tindak Pidana
- Penganiayaan berat (Pasal 351 KUHP)
- Pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP)
- Penghambatan proses peradilan
Tuntutan Keluarga:
- Proses peradilan militer yang transparan
- Hukuman maksimal bagi pelaku
- Reformasi sistem pembinaan prajurit muda
Respons Institusi:
Markas Besar TNI telah membentuk tim investigasi khusus. Panglima TNI menyatakan akan “menindak tegas tanpa pandang bulu”.
#JusticeForLucky #ReformasiTNI #AntiKekerasanMiliter
Catatan Redaksi:
- Nama-nama pelaku sengaja tidak disebutkan menunggu proses hukum
- Semua informasi telah diverifikasi dengan keluarga korban
- Laporan lengkap tersedia di situs Komisi Nasional Hak Asasi Manusia