Pindad: Garda Depan Industri Pertahanan dan Manufaktur Nasional
|

Pindad: Garda Depan Industri Pertahanan dan Manufaktur Nasional

“Ketahanan negara tidak hanya dibangun di medan perang, tetapi juga di pabrik dan laboratorium teknologi.”

Transformasi Pindad: Dari Produsen Senjata ke Penggerak Ekonomi

Kementerian BUMN secara aktif mendorong PT Pindad (Persero) untuk memperluas perannya tidak hanya sebagai tulang punggung industri pertahanan nasional, tetapi juga sebagai katalis pertumbuhan sektor manufaktur. Dalam visi pemerintah, industri pertahanan harus menjadi salah satu pilar utama pembangunan ekonomi, sebagaimana terjadi di negara-negara maju seperti AS, Prancis, dan China.

Wakil Menteri BUMN Kartika “Tiko” Wirjoatmodjo menegaskan, “Industri pertahanan bukan lagi sekadar urusan keamanan, melainkan investasi strategis untuk kemandirian ekonomi. Di tengah ketidakpastian global, kemampuan memproduksi alat pertahanan dalam negeri adalah bentuk kedaulatan yang nyata.”

Anggaran Pertahanan & Dampaknya pada Industri Nasional

Pemerintah menargetkan alokasi belanja pertahanan sebesar 1,3-1,6% dari PDB, bukan hanya untuk modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), tetapi juga untuk:

  • Memacu industri pendukung seperti baja, komponen otomotif, dan elektronik.
  • Memperkuat rantai pasok lokal melalui kolaborasi dengan UMKM dan industri besar.
  • Mendorong riset dan inovasi bersama perguruan tinggi seperti ITB, ITS, dan UI.

“Dulu, pertahanan dianggap sebagai sektor konsumtif. Sekarang, kami melihatnya sebagai penggerak industri bernilai tinggi,” ujar Tiko.

Pindad sebagai Lokomotif Teknologi & Ekosistem Industri

Sebagai bagian dari Defend ID, Pindad tidak hanya fokus pada produksi senjata, tetapi juga mengembangkan:

  • Kendaraan taktis dan sipil berbasis desain Maung.
  • Senjata mutakhir seperti SS3-M1 (senjata organik TNI) dan SM3-A1 (8.000 unit dipesan TNI).
  • Ekspor alutsista ke Arab Saudi, Malaysia, Thailand, dan Brunei.

Sigit Priyono, Direktur Utama Pindad, menyatakan, “Kami tidak hanya membuat produk, tetapi membangun ekosistem. Lebih dari 100 mitra lokal dari Medan hingga Tangerang terlibat dalam rantai pasok kami.”

Sinergi BUMN & Masa Depan Industri Pertahanan

Kementerian BUMN menempatkan tiga sektor sebagai prioritas:

  1. Pertahanan – Dengan Pindad sebagai pionir.
  2. Perkeretaapian – Didorong oleh PT INKA dan PT KAI.
  3. Baterai – Untuk mendukung kendaraan listrik dan energi terbarukan.

“Kolaborasi antar-BUMN, swasta, dan akademisi adalah kunci. Jika kita bisa membuat senjata dan kendaraan sendiri, mengapa harus impor?” tegas Tiko.

Tantangan ke Depan

  • Meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan dalam dan luar negeri.
  • Memperdalam transfer teknologi agar tidak bergantung pada lisensi asing.
  • Memperluas pasar ekspor di tengah persaingan global.

Penutup: Pertahanan Kuat, Ekonomi Bangkit

Pindad membuktikan bahwa industri pertahanan bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Dengan dukungan pemerintah dan kolaborasi antar-pemangku kepentingan, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama di pasar pertahanan regional.

“Kemandirian pertahanan adalah jalan menuju kedaulatan ekonomi. Dan Pindad adalah buktinya,” tandas Sigit.