Program BIPA KJRI Cape Town: Memperkuat Diplomasi Budaya melalui Bahasa Indonesia
|

Program BIPA KJRI Cape Town: Memperkuat Diplomasi Budaya melalui Bahasa Indonesia

Cape Town, Jendela Magazine – Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town, Afrika Selatan, kembali membuka kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) pada Selasa, 12 Agustus 2025. Peluncuran program ini dihadiri oleh sejumlah pejabat Indonesia, termasuk Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, yang menegaskan peran strategis bahasa Indonesia sebagai alat diplomasi budaya dan jembatan antarnegara.

Tiga Pilar Penting Program BIPA

Dalam sambutannya, Abdul Mu’ti menyoroti tiga alasan mendasar mengapa program BIPA perlu terus dikembangkan:

  1. Penguatan Kompetensi Bahasa
    Program ini ditujukan untuk meningkatkan kemahiran berbahasa Indonesia di kalangan diaspora, pemerhati budaya, dan masyarakat internasional. Dengan menguasai bahasa Indonesia, mereka dapat berkomunikasi lebih percaya diri, baik dalam interaksi sehari-hari maupun dalam konteks akademik dan bisnis.
  2. Diplomasi Bahasa di Kancah Global
    Bahasa Indonesia telah diakui sebagai bahasa resmi UNESCO, memperkuat posisinya dalam forum internasional. Mu’ti menambahkan, kemampuan berbahasa Indonesia juga memudahkan komunikasi dengan masyarakat di Malaysia, Brunei Darussalam, serta sebagian wilayah Singapura, Filipina, dan Thailand.
  3. Promosi Budaya dan Ilmu Pengetahuan
    BIPA tidak hanya mengajarkan bahasa, tetapi juga menjadi media untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, seperti sastra, tradisi lisan (misalnya pantun), dan kontribusi ilmiah dari para intelektual Tanah Air.

Dampak BIPA di Afrika Selatan

Konsul Jenderal RI di Cape Town, Tudiono, mengungkapkan bahwa program BIPA telah berjalan sejak 2022 melalui kolaborasi dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Pada periode Agustus-November 2025, terdapat 35 peserta yang terbagi dalam enam kelas reguler dan satu kelas khusus anak-anak.

Profil Peserta BIPA di Cape Town:

  • Warga lokal Afrika Selatan
  • Ekspatriat dari Inggris dan Peru
  • Keturunan diaspora Indonesia, termasuk para pewaris tokoh sejarah seperti Syekh Yusuf Al-Makassari dan Tuan Guru, yang berperan dalam penyebaran Islam di Afrika Selatan

Tudiono menekankan bahwa BIPA bukan sekadar kursus bahasa, melainkan juga jembatan budaya yang mempererat hubungan Indonesia-Afrika Selatan, khususnya melalui komunitas Cape Malay yang berjumlah sekitar 330 orang.

Dukungan Infrastruktur dan Pengajar

Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, memaparkan bahwa sejak 2022, telah dilakukan 12 penugasan pengajar BIPA secara daring di Cape Town. Untuk memastikan kualitas pembelajaran, Badan Bahasa menyediakan:

  • Materi ajar terstandar
  • Platform BIPA Daring untuk pembelajaran jarak jauh
  • Pelatihan berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Pengajar BIPA

“BIPA adalah bagian dari soft diplomacy yang memperkuat posisi bahasa Indonesia di dunia internasional,” tegas Hafidz.

Peran Diaspora dan Masa Depan BIPA

Pembukaan program ini turut dihadiri oleh M. Amin Abdullah (Anggota Dewan Pengarah BPIP) dan Daddy Yuliansah (Pejabat Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KJRI Cape Town). Kehadiran mereka menegaskan komitmen Indonesia dalam memanfaatkan diaspora sebagai duta budaya.

Harapan ke Depan:

  • Ekspansi program BIPA ke lebih banyak kota di Afrika
  • Integrasi pembelajaran bahasa dengan promosi pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia
  • Kolaborasi dengan universitas lokal untuk pengembangan kurikulum

Dengan antusiasme peserta yang terus meningkat, BIPA di Cape Town membuktikan bahwa bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga penghubung sejarah, budaya, dan persahabatan antarnegara.

Info Pendaftaran:
Bagi warga Cape Town yang tertarik mengikuti BIPA, kunjungi situs resmi KJRI Cape Town atau hubungi langsung melalui email: bipa@kjricapetown.org.