Microsoft Selidiki Dugaan Penyalahgunaan Layanan Cloud oleh Intelijen Israel

Microsoft Selidiki Dugaan Penyalahgunaan Layanan Cloud oleh Intelijen Israel

Microsoft Corp. menginisiasi penyelidikan eksternal menyusul laporan bahwa Unit 8200—satuan intelijen militer Israel—diduga menggunakan platform cloud Azure untuk pengawasan massal terhadap warga Palestina. Langkah ini diambil setelah investigasi bersama The Guardian, +972 Magazine, dan Local Call mengungkapkan praktik penyadapan sistematis di Tepi Barat dan Gaza.

Fakta Kunci Investigasi

  1. Penyimpanan Data Pengawasan
  • Unit 8200 dikabarkan memanfaatkan Azure untuk menyimpan rekaman jutaan panggilan telepon per jam.
  • Microsoft Israel disebut membuat private cloud suite khusus untuk keperluan ini.
  1. Pelanggaran Ketentuan Layanan
    Microsoft menegaskan kebijakannya melarang penggunaan Azure untuk “pengawasan massal terhadap warga sipil”. Firma hukum AS Covington & Burling ditunjuk untuk memimpin penyelidikan.
  2. Riwayat Kontroversi
  • Ini penyelidikan kedua Microsoft terkait kerja sama dengan militer Israel pada 2025.
  • Hasil penyelidikan sebelumnya (awal 2025) tidak menemukan bukti pelanggaran, tetapi laporan terbaru memicu tinjauan ulang.

Protes Internal dan Tuntutan Karyawan

Kelompok karyawan No Azure for Apartheid menggalang tekanan dengan tuduhan:

  • Azure digunakan untuk mendukung operasi militer Israel di Gaza.
  • Teknologi AI Microsoft berperan dalam identifikasi target serangan.

Insiden viral terjadi saat konferensi Build 2025 di Seattle, ketika insinyur Microsoft Joe Lopez menginterupsi CEO Satya Nadella:
“Tunjukkan bagaimana Azure membunuh warga Palestina!” Lopez kemudian diusir namun terus menyebarkan kritik melalui email internal.

Respons Microsoft

Perusahaan membantah keterlibatan dalam pelanggaran HAM tetapi berkomitmen:

  • Memperluas cakupan penyelidikan eksternal.
  • Menerbitkan temuan secara transparan.
  • Mengkaji ulang kerja sama dengan entitas pemerintah Israel.

Konteks Kemanusiaan

Kontroversi ini terjadi bersamaan dengan blokade Israel terhadap bantuan kemanusiaan di Gaza sejak Maret 2025, yang memperparah krisis bagi 2,4 juta penduduk.

Analisis:
Penyelidikan ini menguji komitmen Microsoft dalam ethical AI governance. Jika laporan terbukti, perusahaan berisiko menghadapi sanksi global dan kerusakan reputasi.

(Sumber: The Guardian, Arab News, Anadolu | Editor: Tim Investigasi Teknologi)