|

Komitmen Pemko Medan dalam Melindungi Perempuan dan Anak

Pemerintah Kota (Pemko) Medan menunjukkan komitmennya untuk memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak, termasuk memenuhi hak-hak mereka. Hal ini dilakukan karena kekerasan terhadap perempuan dan perundungan terhadap anak masih sering terjadi. Jika masalah ini terus berlangsung, maka akan berdampak negatif terhadap pembangunan kota.

Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas menyampaikan hal tersebut saat membuka Pra Musrenbang Rancangan Awal RKPD tahun 2027 di Medan. Tema yang diangkat pada acara tersebut adalah ‘Perempuan dan Anak’. Acara ini dihadiri oleh Wakil Wali Kota Medan H Zakiyuddin Harahap, sejumlah anggota DPRD Kota Medan, Ketua TP PKK Kota Medan Ny Airin Rico Waas, para pimpinan perangkat daerah, camat, serta elemen masyarakat.

Rico Waas mengatakan bahwa banyak perempuan yang menjadi korban kekerasan, terutama di dalam rumah tangga. Tidak hanya luka batin dan fisik, ada juga kasus yang berujung pada kematian. Kondisi ini menjadi atensi Pemko Medan untuk memberikan perlindungan dan pendampingan kepada perempuan.

Menurut Rico Waas, penyebab utama kekerasan terhadap perempuan adalah ketidaktelitian dalam melaporkan kejadian tersebut. Banyak perempuan tidak berani melapor karena takut atau merasa ada dampak negatif terhadap kehidupan mereka.

“Kami mendorong sistem pelaporan yang tepat dan perlindungan bagi perempuan jika terjadi kekerasan harus diperkuat. Dengan sistem pelaporan tersebut, perempuan yang mengalami kekerasan akan merasa terlindungi. Ini menjadi komitmen Pemko Medan untuk melindungi perempuan,” kata Rico Waas.

Ia juga menegaskan bahwa semua aktivitas dalam kehidupan kita berawal dari keluarga. Keberhasilan suami dan anak berasal dari keluarga yang baik, tenang, dan terlindungi. Namun, jika dalam keluarga tidak merasa aman, maka masa depan keluarga tersebut akan terganggu.

“Komitmen kami (Pemko Medan) adalah menciptakan ruang yang aman bagi perempuan melalui sistem pelaporan dan perlindungan. Pemko Medan harus turut serta dan ikut melakukan pendampingan agar perempuan yang menjadi korban kekerasan semangat dan memiliki percaya diri sehingga merasa terlindungi,” jelas Rico Waas.

Selain melindungi, Rico Waas juga menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan dengan memberikan kepercayaan diri agar bisa melanjutkan hidupnya jika terjadi sesuatu. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan agar perempuan bisa bekerja.

“Melalui forum Pra Musrenbang ini, kami berharap kita dapat mengkonsepkan bagaimana roadmap tentang perlindungan terhadap perempuan dan melalui perlindungan tersebut bisa memberdayakan perempuan,” ujar Rico Waas.

Perlindungan Anak dan Pemenuhan Hak Mereka

Terkait perlindungan dan pemenuhan hak anak, Rico Waas berharap semua pihak memberikan perhatian lebih. Banyak kasus yang menimpa anak-anak, seperti dipaksa bekerja, menjadi korban perundungan, atau bahkan terlibat narkoba.

“Saya menginginkan di sekolah-sekolah yang ada di Kota Medan tidak boleh terjadi lagi perundungan. Selain itu, anak-anak harus ada tempat untuk melapor yang aman, bisa kepada guru, Kepala Sekolah maupun Dinas Pendidikan. Atau buat hotline tersendiri pelaporan khususnya bagi perundungan. Kita tidak mau lagi ada anak yang takut untuk melapor,” tegas Rico Waas.

Sebelumnya, Kepala Bappeda Ferry Ichsan menjelaskan bahwa kegiatan pra musrenbang ini dilaksanakan sebagai forum awal untuk mengidentifikasi isu dan permasalahan strategis terkait pemberdayaan perempuan serta pemenuhan hak dan perlindungan anak di kota Medan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menghimpun usulan, program, dan kebutuhan yang lebih terarah dari masyarakat dan OPD sebelum musrenbang kota dilaksanakan.

“Pra Musrenbang ini juga untuk memastikan bahwa proses perencanaan pembangunan daerah berjalan lebih partisipatif, inklusif, dan responsif gender serta ramah anak. Tidak hanya itu pertemuan ini juga untuk menyusun rekomendasi kebijakan dan strategi intervensi yang selaras dengan dokumen perencanaan daerah, khususnya RPJMD kota Medan,” jelas Kepala Bappeda.

Menurut Ferry, tema “perempuan berdaya dan anak bahagia” dipilih karena Pemko Medan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, memperluas peran perempuan dalam pembangunan, memperkuat pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta memastikan setiap anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat, aman, dan bahagia.