Pasar Karbon Global Menunjukkan Tanda Pemulihan, JP Morgan Masuk sebagai Pemain Kunci

Pasar Karbon Global Menunjukkan Tanda Pemulihan, JP Morgan Masuk sebagai Pemain Kunci

Pasar karbon global mulai menunjukkan tren positif di tengah gejolak politik dan ekonomi. Laporan terbaru dari BloombergNEF mengungkapkan bahwa penerbitan kredit karbon pada Juli 2025 mencapai 12,4 juta ton CO2e, melonjak 64% dibandingkan bulan sebelumnya. Sinyal pemulihan ini menarik minat institusi keuangan besar seperti JP Morgan untuk mulai berinvestasi secara agresif.

Pergerakan Pasar Karbon Global

  • Amerika Serikat menjadi penyumbang terbesar dengan 3 juta ton CO2e, berasal dari proyek industri dan kehutanan.
  • Brasil mencatatkan proyek terbesar Juli 2025 dengan 1,4 juta kredit dari pencegahan deforestasi Amazon.
  • Permintaan juga meningkat: Kredit yang kedaluwarsa naik lebih dari dua kali lipat menjadi 11,6 juta ton CO2e.

Meski demikian, total volume kredit yang kedaluwarsa periode Januari-Juli 2025 (89 juta ton CO2e) merupakan yang terendah sejak 2022, menunjukkan perlambatan permintaan jangka panjang.

JP Morgan: Dari Skeptisisme Menuju Kepemimpinan

Di tengah tekanan politik iklim di AS, JP Morgan Chase justru memperkuat posisinya di pasar karbon melalui berbagai strategi:
Pembelian 600.000 kredit penghilangan karbon (peringkat ke-4 global)
Pendanaan US$210 juta untuk proyek reforestasi Chestnut Carbon
Tokenisasi kredit karbon via teknologi blockchain

“Langkah JP Morgan membuktikan bahwa pasar karbon tetap menarik bagi investor institusi, terlepas dari dinamika politik,” ujar Joy Foo, analis BloombergNEF.

Indonesia Perkuat Regulasi Pasar Karbon

Di dalam negeri, Kementerian Kehutanan sedang merevisi Perpres No. 98/2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon untuk:

  • Memperluas partisipasi swasta di pasar karbon sukarela (VCM)
  • Memonetisasi 6,5 juta hektare lahan kritis sebagai aset karbon
  • Menyediakan insentif bagi investor melalui skema perdagangan kredit

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengungkapkan potensi ekonomi dari sektor ini:

  • Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH): 20-58 ton CO2/ha (US$5-10/ton)
  • Perhutanan Sosial: Hingga 100 ton CO2/ha (30 euro/ton)
  • Potensi nilai transaksi tahunan: Rp1,6-Rp3,2 triliun

“Kami sedang mempercepat revisi regulasi untuk segera membuka pasar karbon kehutanan,” tegas Raja Juli.

Tantangan dan Peluang Ke Depan

Pasar karbon global menghadapi dua tantangan utama:

  1. Transparansi mekanisme perdagangan
  2. Konsistensi kebijakan antarnegara

Namun, kehadiran pemain seperti JP Morgan dan pembaruan regulasi di negara berkembang seperti Indonesia menunjukkan bahwa ekosistem karbon semakin matang – tidak hanya sebagai alat mitigasi iklim, tetapi juga sebagai aset investasi berkelanjutan.