Trauma Masa Kecil? Ini 10 Kebiasaan Orang yang Kurang Kasih Sayang

Jendela Magazine. Beberapa orang tampak menjaga jarak atau terlihat sangat mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Ada kemungkinan mereka tidak mengalami cukup kasih sayang dalam masa kecilnya.
Ini bukan diagnosis, tetapi pola yang sering kita lihat pada banyak orang.

Menurut Geediting.com, Rabu (23/7), ada pola penelantaran emosional yang secara diam-diam muncul dari pengalaman masa kecil mereka.

Pola ini membentuk beberapa kebiasaan yang bisa kita amati.
Berikut sepuluh perilaku tersebut yang perlu kita pahami lebih lanjut.

  1. Tidak Tahu Cara Meminta Bantuan
    Orang-orang ini mungkin tumbuh dengan berpikir bahwa meminta bantuan adalah tanda kelemahan atau beban.
    Mereka melakukan semuanya sendiri, meski sering merasa kewalahan. Ini bukan semata kemandirian, tetapi justru isolasi yang disamarkan sebagai kekuatan.

Mereka belajar tidak bergantung pada orang lain sejak kecil karena takut direndahkan atau tidak dihargai.

  1. Menjaga Jarak Emosional dari Orang Lain
    Kedekatan emosional bisa terasa asing bagi mereka yang tidak terbiasa menerima kasih sayang.
    Mereka kesulitan membiarkan orang lain masuk ke lingkaran personalnya. Ini bukan karena mereka dingin, tetapi karena merasa keintiman tidak aman.

Paradoksnya, mereka justru sangat merindukan koneksi.
Namun, mereka telah membangun tembok dalam diri karena kebiasaan dan pengalaman di masa lalu.

  1. Sulit Mengungkapkan Perasaan
    Kemampuan mengungkapkan emosi tidak muncul begitu saja, melainkan dipelajari melalui penerimaan kasih sayang yang konsisten.
    Ini juga melibatkan komunikasi bebas dan rasa aman. Mereka sering kesulitan menjelaskan perasaan mereka dengan kata-kata.

Mereka belajar menyembunyikan emosi karena perasaan mereka sering diabaikan atau tidak dianggap.
Mereka memendam hal-hal itu di dalam diri, menghindari konflik dan penilaian orang lain.

  1. Meremehkan Pujian yang Diterima
    Saat menerima pujian, mereka sering mengalihkan topik atau mengatakan “bukan apa-apa”.
    Kasih sayang dan afirmasi bisa terasa aneh bagi mereka yang tidak terbiasa menerimanya. Mereka belajar untuk tidak berharap terlalu banyak dari orang lain.

Pujian terasa seperti hujan di jas hujan, yaitu mengalir dan pergi tanpa menyentuh sesuatu yang benar-benar berguna.

  1. Takut Menjadi Beban Bagi Orang Lain
    Mereka tumbuh dengan perasaan bahwa kebutuhan mereka tidak penting.
    Mereka sering terlalu banyak meminta maaf atau bekerja keras untuk orang lain. Ini sangat menyedihkan karena mereka cenderung diam ketika seharusnya berbicara.

Mereka tidak meminta apa yang dibutuhkan karena menganggap hal itu akan merepotkan orang lain.
Mereka sering memberi lebih banyak daripada yang mereka terima.

  1. Mengimbangi Diri dengan Produktivitas Berlebihan
    Mereka sering mengaitkan harga diri mereka pada produktivitas.
    Mereka menganggap diri mereka berguna dan selalu diperlukan. Setiap waktu luang terasa seperti kelemahan.

Mereka menemukan perhatian hanya ketika mencapai sesuatu dalam hidup.
Sikap ini menjadi bagian utama identitas mereka untuk dicintai.

  1. Merasa Kewalahan Saat Menerima Kasih Sayang
    Kasih sayang yang tulus bisa terasa seperti serangan mendadak bagi mereka yang tidak terbiasa.
    Momen kecil seperti kue ulang tahun atau pelukan yang lama bisa membuat mereka tidak nyaman. Bukan tidak menghargai, tetapi itu terasa baru dan tidak sesuai harapan.

Perilaku ini tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Perlakuan baik yang tulus terasa asing dan mengganggu zona nyaman mereka.

  1. Sangat Loyal, Terkadang Berlebihan
    Pribadi ini sering sangat setia pada hubungan yang memberi sedikit validasi emosional.
    Mereka bertahan terlalu lama dan sering memaafkan terlalu banyak. Mereka menerima kurang dari apa yang pantas mereka dapatkan karena ketakutan.

Dalam hati, mereka belajar bahwa kasih sayang harus didapatkan melalui pengorbanan besar.
Mereka takut kehilangan perasaan itu jika kehilangan orang-orang yang mereka cintai.

  1. Selalu Ragu pada Diri Sendiri
    Jika tidak menerima perhatian emosional saat kecil, sulit untuk percaya pada penilaian diri saat dewasa.
    Mereka sering meragukan insting, ragu mengambil keputusan, dan mencari validasi dari orang lain. Ini adalah sisa-sisa perasaan yang diabaikan.

Ini bukan ketidaktegasan, tetapi akibat dari kurangnya dukungan emosional.
Mereka butuh konfirmasi dari luar karena suara hati mereka terabaikan.

  1. Sangat Pandai Menghibur Orang Lain
    Ini adalah paradoks yang indah: orang yang kurang kasih sayang sering menjadi yang paling penuh perhatian dan peduli.
    Mereka sangat perhatian dan penuh empati. Hal ini karena mereka tahu betapa menyenangkannya merasa diperhatikan, meski mereka sendiri tidak pernah menerimanya.

Mereka sangat peka ketika orang lain terluka dan memberikan pelukan yang tidak pernah mereka dapatkan.
Mereka mengucapkan “Aku bangga padamu” karena tahu betapa kuatnya kata-kata tersebut.

Tidak menerima kasih sayang saat kecil tidak berarti Anda tidak bisa memberikannya secara bebas di masa depan.
Bahkan, beberapa orang yang paling penyayang dan hadir secara emosional dibentuk dari apa yang mereka kurang. Mereka membuat pilihan sadar untuk menjadi berbeda dari orang-orang di masa lalu.

Pilihan itu sangat kuat dan transformatif bagi mereka.
Anda tidak harus sempurna, tetapi Anda harus melakukannya dengan niat baik. Setiap kata baik, setiap gerakan lembut, dan setiap upaya untuk hadir secara emosional itu penting. Hal-hal itu bisa menulis ulang kehidupan Anda. Mungkin, dengan menjadi pribadi yang Anda butuhkan saat kecil, Anda akan menyembuhkan lebih dari diri sendiri.

BACA LAINNYA