Memahami Perbedaan Narsistik (NPD) dan Psikopat: Ciri, Penyebab, dan Cara Menghadapinya
Narsistic Personality Disorder (NPD) dan psikopat merupakan dua jenis gangguan kepribadian yang termasuk dalam kategori berbahaya. Keberadaan individu dengan kondisi ini dalam lingkungan sosial dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan, merugikan, serta mengganggu kesehatan mental orang-orang di sekitarnya.
Secara luar, pemilik kepribadian ini sering kali terlihat sangat religius, ramah, mapan, dan sukses. Namun, di balik topeng itu, mereka dapat menunjukkan perilaku yang abusive, pemarah, gemar berbohong, dan sangat egois. Mereka ahli dalam memanipulasi orang lain dan memiliki tingkat empati yang sangat rendah, bahkan tidak memilikinya sama sekali.
Kedua gangguan ini merupakan bagian dari spektrum kepribadian gelap atau dark triad. Selain NPD dan psikopat, dark triad juga mencakup Machiavellianism—sifat yang ditandai dengan kecenderungan memanipulasi dan mencapai tujuan pribadi dengan mengabaikan norma moral dan etika.
Berdasarkan penjelasan Jonason (dalam Ináncsi, 2018), individu dengan karakter Machiavellian menyadari adanya penyimpangan dalam diri mereka, sehingga sulit mempercayai bahwa orang lain dapat mencintai mereka. Sementara itu, penderita NPD dan psikopat umumnya tidak menyadari dampak perilaku mereka terhadap orang lain. Mereka meyakini bahwa semua yang dilakukan adalah benar.
Melalui kanal YouTube Anna Anbersal, dijelaskan beberapa aspek pembeda antara NPD dan psikopat, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Latar Belakang dan Faktor Penyebab
Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD)
Perkembangan kepribadian narsistik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Pola Asuh (Parenting Style)
Anak yang selalu dimanja (golden child), tidak diajarkan tanggung jawab, toleransi, serta tumbuh dalam lingkungan overprotektif cenderung mengembangkan sikap arogan, sulit meminta maaf, dan mengabaikan aturan. Pola asuh yang menuruti semua keinginan anak juga dapat menumbuhkan persepsi bahwa ia memiliki kekuasaan atas orang lain. - Pengalaman Traumatis
Kurangnya perhatian, perendahan, atau perlakuan nomor dua dari orang tua dapat memicu mekanisme pertahanan diri. Individu tersebut kemudian berusaha untuk selalu menjadi prioritas dan menghindari perasaan direndahkan kembali. - Faktor Genetika
Riset menunjukkan bahwa orang tua dengan spektrum NPD berpotensi menurunkan kecenderungan ini kepada anaknya. Dengan demikian, faktor genetik turut berperan, di samping pengaruh lingkungan. 
Psikopat
Berbeda dengan NPD, psikopat umumnya sudah memiliki bakat sejak lahir (born psychopath). Meskipun tidak dapat dicegah sepenuhnya, terapi jangka panjang dapat membantu mengurangi dampaknya. Baik NPD maupun psikopat sulit disembuhkan karena penderitanya sering kali tidak menyadari bahwa mereka membutuhkan pertolongan.
Motivasi Perilaku
NPD: Mengejar Validasi dan Pengakuan
Individu narsistik sangat membutuhkan pujian, validasi, dan perhatian dari orang lain. Mereka cenderung memilih korban yang memiliki nilai sosial tinggi—seperti pendidikan baik, karir mapan, atau stabilitas finansial—untuk menutupi kekosongan diri. Namun, mereka juga bisa merasa terancam jika korbannya dinilai terlalu “unggul”, sehingga kerap melakukan tindakan abusive untuk mempertahankan dominasi.
Korban NPD masih dapat melakukan perlawanan, misalnya dengan menetapkan batasan yang jelas, tidak mudah terpancing emosi, serta menyampaikan fakta disertai data.
Psikopat: Mengejar Kepuasan dan Kesenangan Diri
Psikopat termotivasi oleh keinginan untuk memperoleh kepuasan pribadi, meski harus menyakiti orang lain. Mereka hampir tidak memiliki empati (zero empathy) dan tidak merasa bersalah. Tindakan mereka sering kali terencana, sistematis, dan dilakukan tanpa rasa takut. Korban sering kali sulit melawan karena tidak dapat membaca strategi psikopat yang sangat terstruktur.
Tingkat Kognitif dan Empati
NPD
Individu dengan NPD umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang beragam, mulai dari rendah hingga tinggi. Mereka secara kognitif memahami perasaan orang lain dan dampak dari tindakannya, tetapi tidak dapat merasakannya secara emosional. Pertimbangan seperti citra diri dan reputasi kadang masih dapat mencegah mereka dari berperilaku merugikan.
Psikopat
Psikopat cenderung memiliki inteligensi di atas rata-rata. Mereka benar-benar memahami konsekuensi dari tindakannya dan justru menggunakan pemahaman tersebut untuk merencanakan aksi yang lebih efektif dan terselubung, seperti menyakiti orang lain tanpa harus terlibat langsung.
Apakah Mereka Dapat Disembuhkan?
Perlu dipahami bahwa baik NPD maupun psikopat sangat sulit disembuhkan. Langkah pertama menuju pemulihan adalah kesadaran diri—sesuatu yang biasanya tidak dimiliki oleh kedua kepribadian ini. Mereka sering kali menganggap diri mereka sempurna dan tidak memerlukan bantuan profesional.
Membawa mereka ke psikolog atau psikiater biasanya akan ditolak, karena mereka yakin tidak memiliki masalah. Oleh karena itu, langkah terbaik bagi orang-orang di sekitarnya adalah belajar melindungi diri, menetapkan batasan, dan mencari dukungan mental jika diperlukan.
Dengan memahami perbedaan mendasar antara NPD dan psikopat, diharapkan pembaca dapat lebih waspada dan mampu mengambil langkah yang tepat apabila berada dalam hubungan dengan orang yang memiliki kecenderungan tersebut.
