Manchester United di Bursa Transfer 2025: Belanja Besar di Lini Depan, Pertahanan Masih Jadi Tanda Tanya
|

Manchester United di Bursa Transfer 2025: Belanja Besar di Lini Depan, Pertahanan Masih Jadi Tanda Tanya

Manchester United kembali menjadi sorotan utama dalam bursa transfer musim panas 2025. Klub berjuluk Setan Merah ini telah menggelontorkan dana lebih dari 205 juta Poundsterling (Rp 4,33 triliun) untuk memperkuat skuad. Namun, alokasi dana yang hampir seluruhnya berfokus pada lini serang memunculkan pertanyaan: apakah tim justru semakin tidak seimbang?

Dominasi Belanja untuk Sektor Serang

Dari total pengeluaran, 98,3% dialokasikan untuk pemain depan, sementara hanya 1,7% yang digunakan untuk memperkuat lini belakang. Strategi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa manajer baru, Ruben Amorim, mungkin terlalu fokus memperkuat serangan sambil mengabaikan celah di sektor pertahanan.

Deretan Pemain Baru: Mayoritas Penyerang

Empat pemain baru telah didatangkan, dengan tiga di antaranya berposisi sebagai penyerang:

  • Benjamin Sesko (RB Leipzig) – £73,5 juta (Rp 1,55 triliun)
  • Bryan Mbeumo (Brentford) – £70 juta (Rp 1,48 triliun)
  • Matheus Cunha (Wolverhampton) – £62,5 juta (Rp 1,32 triliun)

Satu-satunya pemain belakang yang dibeli adalah Diego Leon, bek kiri muda asal Paraguay, yang dibeli dari Cerro Porteño dengan harga £3,3 juta (Rp 69,7 milar). Meski dinilai sebagai talenta masa depan, Leon belum diproyeksikan sebagai starter.

Dengan kedatangan trio penyerang tersebut, Manchester United kini memiliki 10 opsi di lini depan, termasuk Alejandro Garnacho, Jadon Sancho, Amad Diallo, Antony, Rasmus Højlund, Joshua Zirkzee, dan Chido Obi. Persaingan ketat ini membuat beberapa nama diprediksi akan segera hengkang.

Eksodus Penyerang: Siapa yang Akan Pergi?

Kehadiran Sesko, Mbeumo, dan Cunha berpotensi mengurangi menit bermain pemain seperti Højlund dan Zirkzee. Bahkan, beberapa penyerang lain dikabarkan sedang dalam proses penjualan:

  • Garnacho – Berselisih dengan Amorim dan dikaitkan dengan Chelsea.
  • Sancho – Didekati Juventus setelah dua musim dipinjamkan.
  • Antony – Menarik minat Real Betis serta klub Jerman dan Italia.
  • Højlund – Dikabarkan diminati Inter Milan dan AC Milan.

Menariknya, Garnacho, Sancho, dan Antony termasuk dalam enam transfer termahal sepanjang sejarah United, dengan total pengeluaran mencapai 222 juta Euro (Rp 3,99 triliun).

Masalah yang Belum Terselesaikan di Lini Belakang

Sementara lini depan dipenuhi bintang baru, sektor pertahanan dan kiper masih menjadi titik lemah:

  • Kiper: Andre Onana belum sepenuhnya meyakinkan.
  • Bek Kiri: Luke Shaw sering cedera, sementara Tyrell Malacia belum bisa diandalkan. Patrick Dorgu yang diisukan akan bergabung pun belum resmi.
  • Bek Tengah: Lisandro MartĂ­nez masih belum pulih sepenuhnya, sementara Jonny Evans dan Victor Lindelöf sudah hengkang. Hanya Harry Maguire dan Matthijs de Ligt yang menjadi pilihan utama, dengan Ayden Heaven yang masih terlalu muda.
  • Bek Kanan: Diogo Dalot dan Noussair Mazraoui cukup andal, meski Mazraoui sempat dipaksa bermain sebagai bek tengah musim lalu.

Belum Ada Pemasukan dari Penjualan

Hingga pertengahan Agustus, United belum mendapatkan pemasukan signifikan dari penjualan pemain. Satu-satunya kepindahan adalah Marcus Rashford yang dipinjamkan ke Barcelona, serta beberapa pemain muda seperti Ethan Wheatley dan Daniel Gore yang juga dikirim sebagai pinjaman.

Dengan sisa waktu sekitar 20 hari sebelum jendela transfer Inggris ditutup, manajemen diprediksi akan fokus menjual beberapa pemain untuk meringankan beban gaji dan menyeimbangkan skuad.

Optimisme di Tengah Kekhawatiran

Meski terlihat timpang, optimisme tetap ada di Old Trafford. Jika cedera musim lalu tidak terulang, skuad ini memiliki kombinasi pemain muda berbakat dan bintang berpengalaman. Amorim juga diyakini akan menerapkan gaya bermain dinamis yang sukses dibawanya di klub sebelumnya.

Namun, tanpa perbaikan di lini belakang, belanja besar-besaran di sektor serang bisa menjadi bumerang. Sepak bola modern membutuhkan keseimbangan, bukan hanya serangan yang tajam.

Tantangan Amorim: Menyatukan Skuad yang Timpang

Amorim kini menghadapi tugas berat: menciptakan harmoni di antara pemain depan yang terlalu banyak sementara pertahanan masih rapuh. Keputusan di sisa bursa transfer akan menentukan apakah United bisa menutup celah tersebut atau justru memulai musim dengan ketimpangan yang berisiko.

Jika ingin kembali bersaing di papan atas, keseimbangan skuad harus menjadi prioritas. Jika tidak, musim 2025/2026 bisa berakhir seperti sebelumnya: penuh potensi, tetapi minim hasil.